Sebanyak 6205 peserta mengikuti tes CBT UM UGM di Jakarta. Tes ini diselenggarakan di UGM Kampus Jakarta, tepatnya di jalan Saharjo, Tebet, selama 5 hari mulai tanggal 30 Juni hingga 4 Juli tahun 2024. Dari seluruh peserta tersebut, ada 3719 peserta untuk mata pelajaran Saintek dan 2483 peserta untuk mata pelajaran Soshum. Untuk memastikan tes berjalan lancar, ada sebanyak 17 Penanggungjawab Ruangan, 16 Pengawas, dan 31 Petugas Teknis Ruangan yang terlibat dalam kegiatan tersebut.
Selaku penangggungjawab lokasi tes UM UGM CBT Jakarta, Ir. Nazrul Effendy, S.T., M.T., Ph.D., IPM memastikan bahwa semua prosedur standar yang telah ditetapkan dipatuhi dan tes berlangsung lancar. Tes dilakukan menggunakan tablet dan komputer desktop yang disiapkan di auditorium, lab komputer, serta ruang kelas yang telah ditetapkan untuk UM CBT UGM 2024. Demikianlah penjelasan dari Nazrul.
Panitia telah mempersiapkan berbagai fasilitas untuk tes peserta, termasuk layanan kesehatan yang disediakan oleh dokter dan perawat. Jika peserta mengalami masalah kesehatan selama tes, mereka akan segera ditangani. Selain itu, panitia juga telah menyediakan fasilitas khusus bagi peserta dengan disabilitas.
Semua sudah disiapkan untuk kelancaran ujian, termasuk untuk peserta UM CBT yang memiliki kebutuhan khusus seperti gangguan penglihatan dan ketulian, yang akan didampingi oleh UKM Peduli Difabel UGM.
Sebagai Wakil Penanggungjawab Lokasi, Ir. Yahya Agung Kuntadi, M.M menambahkan bahwa panitia telah mempersiapkan berbagai hal teknis sejak April 2024 untuk pelaksanaan ujian. Hal ini termasuk memperhitungkan kapasitas tempat karena jumlah peserta yang mengikuti UM UGM CBT meningkat dari tahun sebelumnya (2023). Dia juga menekankan bahwa setiap sesi tes diikuti oleh 625 peserta.
Untuk memastikan segala sesuatunya berjalan dengan lancar, kami telah melakukan berbagai persiapan, termasuk menambah 6 poin Access Point untuk mencakup seluruh ruang ujian CBT UM UGM. Kami juga mempersiapkan tenaga petugas yang lebih banyak saat jumlah peserta meningkat. Dengan infrastruktur yang kuat dan tim yang siap, kami siap menghadirkan pengalaman ujian yang terbaik bagi para peserta.
Untuk mencegah kecurangan saat tes, Yahya menerapkan langkah-langkah pemeriksaan yang berkala dan berlapis. Setiap peserta diperiksa dua kali sebelum mengikuti tes sebagai tindakan preventif.
Proses pemeriksaan sebelum ujian sangat penting untuk memastikan adanya kecurangan. Setelah peserta memasuki gedung ujian, mereka akan diperiksa lagi saat memasuki ruang ujian untuk menjamin tidak ada alat atau bahan yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan kecurangan.
Selain itu, petugas ruangan juga melakukan verifikasi pada setiap peserta untuk memastikan keaslian identitas mereka. Mereka juga bertanggung jawab untuk memastikan bahwa di atas meja hanya ada dokumen dan alat tulis yang diperbolehkan. Petugas selalu memantau aktivitas peserta saat mengerjakan ujian masuk.
Referano Satria Usman, murid dari SMA Albayan di Anyer, berbagi kesannya tentang mengikuti UGM CBT Entrance Exam. Menurutnya, materi ujian masih sesuai dengan yang diharapkannya.
“Saya tetap optimis bahwa materi yang sedang saya pelajari masih sesuai dengan yang sudah diajarkan sebelumnya,” ucapnya dengan semangat.
Referano Satria telah memilih Manajemen sebagai program studi pertamanya dan Sastra Jepang sebagai pilihan keduanya. Dengan penggunaan sistem UM UGM CBT di Jakarta, dia percaya bahwa ini akan meringankan biaya dan waktu yang diperlukan untuk peserta ujian.
“Tidak semua orang memiliki kesempatan untuk pergi keluar kota. Dengan ini, saya dapat mengatur waktu saya untuk mengikuti tes UM UGM CBT yang lokasinya dekat dengan tempat tinggal saya,” ungkapnya.
Nurlan Fakultri Rupiana, siswa dari SMA 4 Cibinong, juga berpendapat serupa. Menurutnya, pelaksanaan UM UGM CBT di Jakarta sangat membantu karena lokasi tes yang dekat dengan tempat tinggalnya di Cibinong.
Seperti yang diungkapkan Isabel, siswa dari SMA Advent, penyelenggaraan tes UM UGM CBT di Jakarta sangat membantu baginya. Dengan demikian, ia dapat mengikuti tes dengan lebih mudah dan nyaman.
Sebelumnya, Isabel sudah mempersiapkan diri untuk Ujian Mandiri UGM dengan melakukan latihan soal di tempat les dan di rumah. Selama ujian berlangsung, ia merasa nyaman dengan fasilitas ruang ujian yang disediakan.
Menurutnya, jaringan internet yang digunakan sangat lancar dan aman selama mengerjakan soal. Selain itu, ruangannya adem sehingga nyaman untuk bekerja. Ia juga merasa bahwa petugasnya baik dan ramah.
Raka Putra Kusilo, seorang peserta UM UGM yang tinggal di Bekasi dan memiliki disabilitas, sangat senang karena dapat mengikuti ujian berbasis CBT dengan fasilitas untuk disabilitas. Ini menunjukkan inklusi dan pemerataan kesempatan bagi semua calon mahasiswa.
Menurut salah satu peserta lulusan SMA Negeri 6, Lampung Selatan yang berminat dengan Program Studi Geodesi, fasilitas yang disediakan oleh panitia sangat membantu. Dengan adanya fasilitas tersebut, bahkan peserta dengan low vision dapat mengerjakan soal ujian mandiri.